Sabtu, 29 Maret 2014

Surah Al-Isra’: 7-8



Surah Al-Isra’: 7-8
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا (7) عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يَرْحَمَكُمْ وَإِنْ عُدْتُمْ عُدْنَا وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا (8)
Artinya: Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuh mu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.(QS. 17:7)
Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat (Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.(QS. 17:8)


Asbabun Nuzul Ayat:
ayat 7 dan 8 dari surah al-Isra’ atau Bani Israil di atas merupakan ayat yang tidak mempunyai asbabun nuzul

Tafsir Mufradat:
·         التتبير               : kata at-tadbir di sini berarti al-halaaq (hancur binasa)
·         ما علوا             : berarti maa ghalibuu wa istauluu ‘alaihi min bilaadikum (apa saja yang telah mereka menangkan dan mereka kuasai dari negri kalian.
·         والحصير          : seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abbas ia berarti as-sijnu (penjara)

Tafsir Ayat/ Kandungannya:
Pada ayat ke-7 dari surah Al-Isra’ (Bani Israil) ini Allah SWT menegaskan, bahwa apabila Bani Israel itu berbuat baik, maka kebaikan itu buahnya untuk mereka sendiri. Hal ini mengandung pengertian, bahwa ketentuan yang terdapat dalam ayat ini tidaklah khusus untuk mereka sendiri, melainkan berlaku umum untuk seluruh manusia sepanjang masa.
Dengan demikian, apabila manusia itu berbuat baik atau berbuat kebaikan maka kebaikannya itu akan dirasakannya, baik di dunia maupun di akhirat. Adapun kebaikan yang akan mereka terima di dunia ialah mereka akan menjadi umat yang kuat membentengi diri mereka dari maksud-maksud jahat yang direncanakan oleh musuh-musuh mereka. Mereka akan memperoleh kesempatan untuk melipat gandakan harta mereka, sebagai sarana hidup, serta dapat melanjutkan keturunan mereka sebagai khalifah di muka bumi.
Lebih dari itu mereka akan menjadi bangsa yang kuat, yang dapat mewujudkan hasil budayanya, sebagai rahmat yang dapat lebih menggairahkan kehidupan mereka, dan dapat lebih memberikan kelancaran dalam usaha mewujudkan ibadah mereka kepada Allah SWT; sedangkan kebahagiaan yang abadi, surga yang penuh dengan kenikmatan yang disediakan dan dijanjikan kepada mereka, sebagai tanda keridaan Allah SWT atas kebaikan mereka.
Tetapi apabila mereka berbuat Jahat, yaitu melakukan perbuatan yang bertentangan dengan bimbingan wahyu, serta bertentangan dengan fitrah kejadian mereka sendiri, sehingga mereka berani menentang kebenaran dan menentang norma-norma dalam tata kehidupan mereka sendiri, maka akibat dari perbuatan mereka itu adalah kemurkaan Allah.
Dengan demikian, mereka akan menjadi bangsa yang diperbudak hawa nafsu, sehingga kelompok yang satu berusaha menundukkan kelompok yang lain. Maka cerai berailah mereka. Itulah sebabnya maka mereka tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka, karena tidak mempertahankan diri dari kehancuran dan bencana maksud-maksud jahat dari musuh-musuh mereka; dan mereka akan menjadi bangsa yang tertindas, yang dikuasai oleh musuh-musuh mereka. Sedang keburukan yang mereka rasakan di akhirat, ialah siksaan api neraka sebagai siksaan yang paling pedih.
Kemudian Allah SWT mengungkapkan akibat yang telah dirasakan oleh orang-orang Bani Israel sebagai hukuman kejahatan mereka yang kedua, yaitu pada saat datangnya bencana yang kedua, sebagai akibat pengulangan kejahatan mereka, seperti kali yang pertama. Pada saat itu Allah membiarkan mereka dalam kacau balau pada saat kedatangan musuh-musuh yang datang untuk menaklukkan mereka, dan menyuramkan muka mereka. Karena kekalahan yang kedua ini benar-benar dirasakan sebagai penderitaan yang tiada taranya dan cukup memberi malu kepada mereka, yaitu musuh-musuh mereka memasuki Masjid Al-Aqsa secara sewenang-wenang, untuk merampas kekayaan yang mereka simpan dan menghancurkan syiar-syiar agama mereka, seperti yang dilakukan pada saat penaklukan yang pertama. Dengan demikian mereka itu menderita penderitaan yang berlipat-ganda. Mereka mengalami penderitaan material, kehilangan kekuasaan, harta benda dan wanita-wanita mereka dijadikan tawanan. Juga mengalami penderitaan moril karena tempat-tempat suci mereka dan lambang-lambang kesucian agamanya dihancurkan dan dihinakan.
Adapun yang menghancurkan mereka kedua kalinya sebagaimana tersebut dalam sejarah ini adalah bangsa Romawi yang kemudian menguasai Palestina. Mereka membunuh dan menawan orang-orang Yahudi serta menghancurkan Baitulmaqdis dan kota-kota yang lain, mulai dari Kaisar Titus yang memasuki Baitulmakdis tahun 70 Masehi dan membakar Masjidilaksa merampas barang-barang berharga yang terdapat di dalamnya, sehingga dalam peristiwa Titus ini saja ada kira-kira 1 juta orang Yahudi meninggal dunia, sampai kepada Kaisar Hadrianus yang memerintah dari tahun 117 sampai dengan 158 Masehi, yang memasuki Baitulmaqdis dan melakukan tindakan-tindakan perusakan pula.
Hadrianus mengubah kota ini menjadi Aelina Capitolina (kota Aelina). Masjidilaksa diruntuhkannya dan didirikannya di atas reruntuhan itu sebuah kuil yang dinamai "Yupiter Capitolina", bahkan kerajaan Yahudi itu dihancurkannya sehingga bangsa Yahudi tidak mempunyai kerajaan lagi. Maka bercerai berailah mereka ke segenap tempat di setiap penjuru dunia ini. Peristiwa ini terjadi tahun 132 Masehi.
Kemudian pada ayat ke-8 surah Al-Isra’ Allah SWT memerintahkan agar mereka itu kembali menginsafi diri mereka betul-betul, dan bertobat serta mempedomani ajaran Taurat dengan menjauhi perbuatan maksiat, agar dapat diharapkan bahwa Allah SWT akan melimpahkan rahmat Nya kepada mereka. Janji Allah serupa ini tentu akan terjadi dan pasti mereka rasakan.
Tersebut dalam sejarah bahwa pada tahun 614 M yakni sesudah 483 tahun dari peristiwa penghancuran Yerusalem oleh Hadrianus bangsa Persia di bawah pimpinan Kisra Barwiz Yerusalem, mereka merebut kota-kota yang lain di Palestina dari tangan bangsa Romawi, melawan orang Romawi menindas orang Yahudi membatalkan kebiasaan membuang sampah-sampah orang-orang Nasrani ke Haikal Sulaeman, bahkan orang-orang Nasrani yang berdiam di Yerusalem mereka jual ke kota orang-orang Yahudi, gereja-gereja orang-orang Nasrani mereka bakar, palang salib yang asli, yang di situ Nabi Isa di salib, dirampas oleh mereka dan di bawa ke Persia.
Kemudian pada tahun 624 M bangsa Romawi di bawah pimpinan Kaisar Heraclius I dapat merebut Palestina kembali dari tangan bangsa Persia, bahkan Heraclius dapat memasuki pedalaman kerajaan Persia, maka dipadamkanlah api yang disembah Persia.
Kemenangan bangsa Romawi terhadap bangsa Persia ini bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin dalam perang Badar melawan kaum musyrikin Mekah (Ramadan tahun 2 H) atau Januari 624 M, yakni selama 9 tahun sesudah bangsa Romawi dikalahkan oleh bangsa Persia. Akan tetapi perdamaian antara bangsa Romawi dan Persia baru terjadi sesudah Kisra Evermiz dibunuh oleh perwiranya sendiri, yaitu pada tahun 928 M, yang pada tahun tersebut seluruh Palestina kembali di bawah kekuasaan Romawi dan palang salibpun dikembalikan ke Yerusalem.
Pada tahun 610 M. Nabi Muhammad saw diutus sebagai rahmat bagi seluruh Alam, dan pada tahun 622 M Nabi berhijrah ke Madinah, maka diadakanlah Perjanjian dengan orang-orang Yahudi yang ada di Madinah yang berupa suatu Piagam. Di dalamnya diakui bahwa orang-orang Yahudi adalah warga kota Madinah di samping kaum Ansar dan Muhajirin. Mereka dibiarkan tetap Menganut agama mereka. Akan tetapi oleh karena mereka akhirnya berkhianat dan mengadakan makar untuk membunuh Rasulullah, maka mereka diperangi oleh Rasulullah, di antaranya ada yang diusir dari Madinah yaitu Bani Nadr setelah Umar bin Khatab menjadi khalifah beliau menaklukkan negeri Syam (Suriah) penduduk Yerusalem (Baitulmakdis) di bawah pimpinan Patrip Suverianus menyerahkan kota itu kepada Umar, dan dibuatlah piagam perdamaian. Peristiwa itu terjadi pada tahun 636 Masehi. Oleh Umar bin Khatab didirikanlah Mesjid di tempat Kiblat Masjidilaksa (Haikal Sulaiman), Dan dibersihkanlah kota Yerusalem itu. Maka kembalilah kemegahan kota Yerusalem yang sudah hilang selama ini.
Sedang Kaisar Romawi Heraclius I oleh karena negeri Syam seluruhnya Termasuk Palestina telah jatuh ke tangan kaum Muslimin maka naiklah dia ke satu bukit. Kemudian dengan menghadap ke Suriah dilambaikannya tangannya dengan mengucapkan "selamat tinggal Suriah" buat selama-lamanya.
Dengan demikian lepaslah bangsa Yahudi dari cengkeraman, aniaya dan penindasan bangsa Romawi dan merdekalah mereka beribadat di sekeliling Haikal Sulaiman (Masjidilaksa) itu. Inilah rahmat dari Allah SWT yang Maha Besar.
Demikianlah diterangkan dalam buku-buku sejarah. Adapun dalam Alquran, tidak diterangkan dengan terperinci, karena Alquran bukanlah buku sejarah. Dalam pada itu Allah jualah Yang Maha Mengetahui.
Dalam ayat ini pula Allah SWT mengancam, bahwa apabila mereka kembali mengulang kedurhakaan mereka, seperti yang pernah dilakukan oleh nenek moyang mereka, niscaya Allah SWT akan menurunkan Azab Nya lagi dengan yang lebih pedih dari yang dirasakan oleh nenek moyang mereka.
Di samping itu Allah menyediakan siksaan api neraka Jahanam sebagai Penjara yang abadi bagi mereka di akhirat, karena memang siksa yang demikian itulah yang sepantasnya dijatuhkan terhadap orang-orang yang tidak mau beriman.

Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manusia apabila ia berbuat baik atau berbuat kebaikan maka kebaikannya itu akan dirasakannya, baik di dunia maupun di akhirat dan begitu pula sebaliknya.
Sementara bagi mereka Bani Israil yang telah mendurhakai Allah maka bagi mereka di dunia adalah apa yang telah Allah janjikan dengan azab dan di akhirat mereka akan dimasukkan ke dalam neraka jahannam dan mereka tidak akan bisa keluar darinya untuk selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar